Lucu adjah...
Dalam pikiran SyiFa...sampe segitunya yah mereka rebutan jadi Gubernur JaTim?
Dimulai dari hasil penghitungan suara manual yang akhirnya memenangkan pasangan KarSa (Seokarwo-Saiful) yang diusung oleh PAN dan Partai Demokrat. Pihak KaJi (Khofifah-Mudjiono) mencurigai ada tindak kecurangan karena dalam hasil Quick Count, pasangan KaJi menang telak dari KarSa (padahal jelas-jelas yang menang pasangan GolPut! :D). Pasangan KaJi mencurigai penggelembungan suara terhadap KarSa di beberapa titik di mana KaJi, pada PilGub putaran I mendominasi. Kecurigaan ini pun kemudian dibawa ke Mahkamah Konstitusi (Ada tuh beritanya di Jawa Pos edisi 12 & 13 November 2008). Sampai-sampai dicantumkan proses sengketa Pilkada Jatim di MK, yaitu:
1. 11 November 2008 -- Pleno hasil rekap penghitungan suara
2. 12 November 2008 -- Penyampaian keberatan ke MK
3. 15 November 2008 -- Panel hakim MK bersidang
4. 15-29 November 2008 -- Proses keputusan MK
5. 29 November 2008 -- Pembacaan vonis dalam sidang terbuka
6. 1-3 Desember 2008 -- KPU menetapkan pasangan calon pemenang setelah keputusan MK
7. 19 Desember 2008 -- Pelantikan dan pengucapan sumpah/janji
Weleh...weleh...
RIBET en RICUH! Itulah komentar SyiFa setelah membaca koran pagi ini. Hanya nggak habis pikir ajah. Kok sampe segitunya yah...ngotot amath mau jadi pemimpinnya Jawa Timur? Yakin amath ya mereka kalo mereka bisa membawa perubahan (padahal paling-paling juga nggak ada yang berubah)?
SyiFa yang ngikutin berita PilGub ini dari awal...cuma geleng-geleng kepala. Gimana enggak? Pasangan KaJi sampai minta dukungan dari PDS yang notabene Partai Kristen...terus minta dukungan dari PSK-PSK di Gang Dolly, Surabaya. Piye, toh? Nah, keliatan kan kepemimpinan yang bagaimana yang akan dijalankan oleh pasangan ini kelak. Meskipun lebih sedikit terkena isu, pasangan KarSa pun masih harus diragukan model kepemimpinannya. Bukan apa-apa...kedua pasangan ini sudah menghabiskan berapa ratus juta atau bahkan berapa milyar untuk sesi kampanye mereka?
Duit...duit...duit...ajaib memang. Bisa jadi ini ajang pertaruhan mereka untuk mendapatkan kembali "modal" yang telah mereka keluarkan untuk kampanye melalui gaji mereka sebagai gubernur. Hah hah.... Mungkin kalo dipikir-pikir....duit segitu banyak yang dibuat mejeng di TiPi, mejeng di baliho, mejeng sticker, mejeng di air mineral, mejeng di mana-mana...sampe mejeng di Madinah hanya untuk menjelaskan BUAH KURMA selama 5 menit(!!!)...lumayan buat beli alat penyedot lumpur or sebuah teknologi yang bisa menghentikan semburan lumpur di Sidoarjo . Or at least, bisa membuatkan para pengungsi itu masing-masing sebuah rumah sederhana. Atau buat fly over dari Surabaya ke Pandaan ato ke mana kek.
Oh lihat...lihatlah demokrasi ituwh...sistem yang mereka bangga-banggakan kini menghancurkan diri mereka sendiri...dan bergandengan tangan atau mungkin bercumbu mesra dengan kapitalisme...menggerus perekonomian rakyat...yang kemudian menyeret mereka untuk menjual aqidah mereka. Tragis memang...itulah Indonesia...itulah...dunia.
Yang terpikir oleh SyiFa...betapa jelas terlihat bahwa ada kepentingan-kepentingan di balik seluruh proses PilGub ini. Suap jadi halal ya pas pemilu. Bohong sekali saat mereka bilang..."kami jujur" (jujur kacang ijo! :D). Orang-orang yang jujur...bisa dipastikan akan kalah dalam pemilu. Di sini, nggak ada yang nggak jahat. Satu bukti yang membuat SyiFa meringis...dan diam sambil geleng-geleng. SyiFa ingat sekali waktu masih masa-masa PilWali Kota Malang di mana Peni Suprapto (lagi!!!!) yang keluar sebagai pemenang. Waktu itu keluarga SyiFa (tapi SyiFa enggak) mendukung pasangan Ahmad Subchan - M. Noer Khozin yang diusung oleh PKS. Sedangkan seorang tukang pijat keluarga langganan kami...sudah sepuh...dan...hanya tamat SD (tanpa bermaksud merendahkan) bercerita dengan polosnya pada kami bahwa beliau dijanjikan uang 300ribu jika beliau memilih pasangan Peni-Priyo dalam PIlWali oleh Ketua RT. Dan hal ini sebenarnya sudah pernah terjadi pada PilWali beberapa tahun yang lalu di mana Peni Suprapto juga memenangkannya. Beliau bercerita (lagi-lagi...dengan polosnya) bahwa beliau dijanjikan seekor kambing bila ia memilih Peni Suprapto dalam PilWali waktu itu. Namun, setelah PilWali itu selesai...kambing yang dijanjikan tetap nggak muncul bahkan sekedar mengembik di depan rumah beliau pun tidak. Saat beliau tanyakan pada Ketua RT...sang Ketua RT hanya berkata, "kambingnya dititipkan di rumah saya saja...biar aman". Dan sampai sekarang pun nggak jelas di mana keberadaan kambing yang dimaksud. Weleh...weleh...keterlaluan, kan? Akhirnya...oleh mama...beliau dikomporin untuk milih Ahmad Subchan (wah, SyiFa langsung minggat dari forum itu! Hehehe).
SyiFa nggak habis pikir...betapa mereka nggak berpikir bahwa kepemimpinan mereka harus mereka pertanggungjawabkan di depan Allah nantinya. SyiFa heran...sungguh heran...apalagi pada Bu Khofifah yang menggali dukungan dari Gang Dolly...astaghfiruLlah...bukannya malah dibubarkan...bukannya disuruh taubat...bukannya dikecam...malah didukung habis-habisan eksistensi PSk-PSK tersebut. Allah...padahal di TV betapa fasihnya dia "meneceramahi" pemirsa dengan hal-hal berbau Islam. AstaghfiruLlah...na'udzu billahi min dzalik! Apalagi demi menggapai keinginannya menjadi Gubernur...ia meminta dukungan dari orang-orang Kristen (nggak begitu suka menyebut mereka dengan Nasrani coz berasal dari kata nashara - yanshuru = menolong)! Demi Allah...kita ini umat muslim. Islam mengharamkan zina...Islam mengharamkan khamr. Dan SyiFa sanksi bahwa PDS tidak minta "sesuatu" sebagai kompensasi dukungan mereka kepada Khofifah. Miris...miris...miris...
Jadi teringat perkataan seorang revolter..."Kemaksiatan yang dipimpin oleh Permusyawaratan..." (Kondisi Negeri Kelinci). SyiFa sempat ketawa karena ada kata "kelinci" di sana. Yah, benar...negeri kelinci. Negeri yang selalu menjadi bahan percobaan bagi Amerika dan sekutunya. Yang selalu menjadi kelinci percobaan, yang selalu dibodohi oleh Kapitalis busuk. Negeri kelinci...negeri di mana pornografi bebas beredar, kemaksiatan bebas bertebaran. Itulah Indonesia. Sampai kapan kita terus percaya pada sistem demokrasi ini? Yang nyata-nyata membuat kita kehilangan jati diri, harta, istri, anak, orang tua, bahkan...aqidah kita pun terancam tergadaikan? Bagi yang GolPut...ya...anda telah membuat sebuah langkah kecil yang berarti. Bagi yang GolPut karena merasa bosan dengan semua ini dan punya keyakinan bahwa tak akan ada perubahan yang berarti bagi kita semua bila kita memilih...ya...anda telah siap menjadi seorang agen perubah. Ya, negeri kita butuh perubahan. Tapi perubahan itu sifatnya tidak parsial. Karena perubahan yang parsial akan sulit membawa kita pada sebuah kemajuan. Prinsipnya, bila orangnya yang salah maka kita ubah orangnya. Bila aturannya yang salah maka kita ubah aturannya. Dan bila SISTEMnya yang salah...ya...kita ganti sistemnya dengan sistem yang jauh lebih baik. Dengan sistem yang jauh lebih unggul. Dengan sistem yang telah terbukti ketangguhannya. Dengan Sistem yang telah membawa kesejahteraan bagi seluruh manusia. Dengan sistem yang datang dari Yang Maha Mengetahui. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam. Sistem yang sempat berjaya selama ribuan tahun. Sistem yang telah mencetak generasi-generasi unggul umat ini. Sistem yang telah melahirkan orang-orang seperti Imam Syafi'i, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dll. Allahu Akbar!
Allahu a'lam.