Thursday, November 27, 2008

Search Engine Asik!!!

http://funnylogo.info/engines/harrypotter/Fire/Anti-Democracy.aspx

Tuesday, November 25, 2008

Belajar Bahasa Arab...Wahai Ummat Muslim, Bahasa Kita, neyh!!!

Thursday, November 13, 2008

PilGub JaTim Berakhir Ricuh....hmmm...Kepentingan lagi...lagi-lagi Kepentingan Kelompok....

Lucu adjah...
Dalam pikiran SyiFa...sampe segitunya yah mereka rebutan jadi Gubernur JaTim?

Dimulai dari hasil penghitungan suara manual yang akhirnya memenangkan pasangan KarSa (Seokarwo-Saiful) yang diusung oleh PAN dan Partai Demokrat. Pihak KaJi (Khofifah-Mudjiono) mencurigai ada tindak kecurangan karena dalam hasil Quick Count, pasangan KaJi menang telak dari KarSa (padahal jelas-jelas yang menang pasangan GolPut! :D). Pasangan KaJi mencurigai penggelembungan suara terhadap KarSa di beberapa titik di mana KaJi, pada PilGub putaran I mendominasi. Kecurigaan ini pun kemudian dibawa ke Mahkamah Konstitusi (Ada tuh beritanya di Jawa Pos edisi 12 & 13 November 2008). Sampai-sampai dicantumkan proses sengketa Pilkada Jatim di MK, yaitu:
1. 11 November 2008 -- Pleno hasil rekap penghitungan suara
2. 12 November 2008 -- Penyampaian keberatan ke MK
3. 15 November 2008 -- Panel hakim MK bersidang
4. 15-29 November 2008 -- Proses keputusan MK
5. 29 November 2008 -- Pembacaan vonis dalam sidang terbuka
6. 1-3 Desember 2008 -- KPU menetapkan pasangan calon pemenang setelah keputusan MK
7. 19 Desember 2008 -- Pelantikan dan pengucapan sumpah/janji

Weleh...weleh...
RIBET en RICUH! Itulah komentar SyiFa setelah membaca koran pagi ini. Hanya nggak habis pikir ajah. Kok sampe segitunya yah...ngotot amath mau jadi pemimpinnya Jawa Timur? Yakin amath ya mereka kalo mereka bisa membawa perubahan (padahal paling-paling juga nggak ada yang berubah)?
SyiFa yang ngikutin berita PilGub ini dari awal...cuma geleng-geleng kepala. Gimana enggak? Pasangan KaJi sampai minta dukungan dari PDS yang notabene Partai Kristen...terus minta dukungan dari PSK-PSK di Gang Dolly, Surabaya. Piye, toh? Nah, keliatan kan kepemimpinan yang bagaimana yang akan dijalankan oleh pasangan ini kelak. Meskipun lebih sedikit terkena isu, pasangan KarSa pun masih harus diragukan model kepemimpinannya. Bukan apa-apa...kedua pasangan ini sudah menghabiskan berapa ratus juta atau bahkan berapa milyar untuk sesi kampanye mereka?
Duit...duit...duit...ajaib memang. Bisa jadi ini ajang pertaruhan mereka untuk mendapatkan kembali "modal" yang telah mereka keluarkan untuk kampanye melalui gaji mereka sebagai gubernur. Hah hah.... Mungkin kalo dipikir-pikir....duit segitu banyak yang dibuat mejeng di TiPi, mejeng di baliho, mejeng sticker, mejeng di air mineral, mejeng di mana-mana...sampe mejeng di Madinah hanya untuk menjelaskan BUAH KURMA selama 5 menit(!!!)...lumayan buat beli alat penyedot lumpur or sebuah teknologi yang bisa menghentikan semburan lumpur di Sidoarjo . Or at least, bisa membuatkan para pengungsi itu masing-masing sebuah rumah sederhana. Atau buat fly over dari Surabaya ke Pandaan ato ke mana kek.

Oh lihat...lihatlah demokrasi ituwh...sistem yang mereka bangga-banggakan kini menghancurkan diri mereka sendiri...dan bergandengan tangan atau mungkin bercumbu mesra dengan kapitalisme...menggerus perekonomian rakyat...yang kemudian menyeret mereka untuk menjual aqidah mereka. Tragis memang...itulah Indonesia...itulah...dunia.

Yang terpikir oleh SyiFa...betapa jelas terlihat bahwa ada kepentingan-kepentingan di balik seluruh proses PilGub ini. Suap jadi halal ya pas pemilu. Bohong sekali saat mereka bilang..."kami jujur" (jujur kacang ijo! :D). Orang-orang yang jujur...bisa dipastikan akan kalah dalam pemilu. Di sini, nggak ada yang nggak jahat. Satu bukti yang membuat SyiFa meringis...dan diam sambil geleng-geleng. SyiFa ingat sekali waktu masih masa-masa PilWali Kota Malang di mana Peni Suprapto (lagi!!!!) yang keluar sebagai pemenang. Waktu itu keluarga SyiFa (tapi SyiFa enggak) mendukung pasangan Ahmad Subchan - M. Noer Khozin yang diusung oleh PKS. Sedangkan seorang tukang pijat keluarga langganan kami...sudah sepuh...dan...hanya tamat SD (tanpa bermaksud merendahkan) bercerita dengan polosnya pada kami bahwa beliau dijanjikan uang 300ribu jika beliau memilih pasangan Peni-Priyo dalam PIlWali oleh Ketua RT. Dan hal ini sebenarnya sudah pernah terjadi pada PilWali beberapa tahun yang lalu di mana Peni Suprapto juga memenangkannya. Beliau bercerita (lagi-lagi...dengan polosnya) bahwa beliau dijanjikan seekor kambing bila ia memilih Peni Suprapto dalam PilWali waktu itu. Namun, setelah PilWali itu selesai...kambing yang dijanjikan tetap nggak muncul bahkan sekedar mengembik di depan rumah beliau pun tidak. Saat beliau tanyakan pada Ketua RT...sang Ketua RT hanya berkata, "kambingnya dititipkan di rumah saya saja...biar aman". Dan sampai sekarang pun nggak jelas di mana keberadaan kambing yang dimaksud. Weleh...weleh...keterlaluan, kan? Akhirnya...oleh mama...beliau dikomporin untuk milih Ahmad Subchan (wah, SyiFa langsung minggat dari forum itu! Hehehe).

SyiFa nggak habis pikir...betapa mereka nggak berpikir bahwa kepemimpinan mereka harus mereka pertanggungjawabkan di depan Allah nantinya. SyiFa heran...sungguh heran...apalagi pada Bu Khofifah yang menggali dukungan dari Gang Dolly...astaghfiruLlah...bukannya malah dibubarkan...bukannya disuruh taubat...bukannya dikecam...malah didukung habis-habisan eksistensi PSk-PSK tersebut. Allah...padahal di TV betapa fasihnya dia "meneceramahi" pemirsa dengan hal-hal berbau Islam. AstaghfiruLlah...na'udzu billahi min dzalik! Apalagi demi menggapai keinginannya menjadi Gubernur...ia meminta dukungan dari orang-orang Kristen (nggak begitu suka menyebut mereka dengan Nasrani coz berasal dari kata nashara - yanshuru = menolong)! Demi Allah...kita ini umat muslim. Islam mengharamkan zina...Islam mengharamkan khamr. Dan SyiFa sanksi bahwa PDS tidak minta "sesuatu" sebagai kompensasi dukungan mereka kepada Khofifah. Miris...miris...miris...

Jadi teringat perkataan seorang revolter..."Kemaksiatan yang dipimpin oleh Permusyawaratan..." (Kondisi Negeri Kelinci). SyiFa sempat ketawa karena ada kata "kelinci" di sana. Yah, benar...negeri kelinci. Negeri yang selalu menjadi bahan percobaan bagi Amerika dan sekutunya. Yang selalu menjadi kelinci percobaan, yang selalu dibodohi oleh Kapitalis busuk. Negeri kelinci...negeri di mana pornografi bebas beredar, kemaksiatan bebas bertebaran. Itulah Indonesia. Sampai kapan kita terus percaya pada sistem demokrasi ini? Yang nyata-nyata membuat kita kehilangan jati diri, harta, istri, anak, orang tua, bahkan...aqidah kita pun terancam tergadaikan? Bagi yang GolPut...ya...anda telah membuat sebuah langkah kecil yang berarti. Bagi yang GolPut karena merasa bosan dengan semua ini dan punya keyakinan bahwa tak akan ada perubahan yang berarti bagi kita semua bila kita memilih...ya...anda telah siap menjadi seorang agen perubah. Ya, negeri kita butuh perubahan. Tapi perubahan itu sifatnya tidak parsial. Karena perubahan yang parsial akan sulit membawa kita pada sebuah kemajuan. Prinsipnya, bila orangnya yang salah maka kita ubah orangnya. Bila aturannya yang salah maka kita ubah aturannya. Dan bila SISTEMnya yang salah...ya...kita ganti sistemnya dengan sistem yang jauh lebih baik. Dengan sistem yang jauh lebih unggul. Dengan sistem yang telah terbukti ketangguhannya. Dengan Sistem yang telah membawa kesejahteraan bagi seluruh manusia. Dengan sistem yang datang dari Yang Maha Mengetahui. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam. Sistem yang sempat berjaya selama ribuan tahun. Sistem yang telah mencetak generasi-generasi unggul umat ini. Sistem yang telah melahirkan orang-orang seperti Imam Syafi'i, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dll. Allahu Akbar!

Allahu a'lam.

Kisah Para Mujahid Perindu Syahid

Kenapa pakai judul itu, ya?
Lagi pengin adjah....
Hehehe

Tepatnya habis baca berita eksekusi Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra (bagusan dipanggil Abdul Aziz). Basi emang...tapi...subhanallah ceritanya membuat SyiFa terhenyak...duduk manis sambil membaca berita-berita itu dengan seksama...kemudian melacak berita-berita yang berkaitan dengan topik tersebut. Jarang-jarang lho SyiFa bisa seantusias ituwh kalo lagi baca koran. Apalagi SyiFa tau media-media ituwh kebanyakan tidak objektif dalam memberitakan sesuatu. Tapi...kali ini lain. SyiFa terperangah melihat tulisan yang ada di koran yang SyiFa baca kemarin malam. Bukan koran baru, memang. Hanya saja karena aktivitas SyiFa yang cukup padat akhir-akhir ini membuat SyiFa hanya bisa memperhatikan judul Headline koran tersebut, yaitu "THE END".

SyiFa telusuri koran yang terbit setelah koran tersebut. Tepat saja. SyiFa lihat foto keranda yang ditutupi kain hijau berlafadz syahadat yang dibawa oleh segerombol massa yang berdesakan. Gumam SyiFa, "ini dia!"

Emang apaan, sih? Yah...gambar keranda Amrozi dan Mukhlas...siapa lagi?

SyiFa ingat, pada hari pemakaman Trio Bomber tersebut...sebuah SMS datang pada SyiFa...malam-malam. "Kamen! Aq baru dari Lamongan...habis ikut pemakaman Ustadz Amrozi dan Mukhlas. Rame banget di sini. Subhanallah!" kira-kira begitu isinya...walaupun nggak persis. SMS itu datang dari teman SyiFa...yang sering SyiFa panggil dengan "Hulk" (en SyiFa dipanggil "Kamen Rider" oleh beliau). Waktu itu SyiFa tanya apakah beliau sendirian ke sana dan beberapa kalimat takjub. Beliau bilang yang datang ke sana banyak sekali tapi media tidak diperbolehkan meliput jenazahnya, kalo ada yang berhasil meliput...pasti akan kelihatan ramainya. Beliau pun mengatakan bahwa beliau datang bersama 3 orang sahabat beliau. Dan salah seorang teman beliau mencium wangi yang tidak biasa pada jenazah. Beliau juga mengatakan bahwa kedua jenazah tersebut dalam keadaan tersenyum...begitu juga dengan jenazah Abdul Aziz/Imam Samudra yang ada di Banten (menurut berita yang beliau dengar). SyiFa hanya bisa menyampaikan doa bagi ketiga orang tersebut.

Kemarin malam...SyiFa yang baru pulang dari kampus mencoba untuk duduk santai, beristirahat di ruang keluarga. Di sana ada tumpukan koran. Yang paling atas adalah koran tanggal 10 November dengan headline "THE END" tersebut. SyiFa jadi teringat SMS dari teman SyiFa itu. Segera SyiFa baca dan SyiFa cari koran yang keesokan harinya. Subhanallah...SyiFa baru kali ini membaca tulisan media yang begitu halus menceritakan proses eksekusi sampai pemakaman ketiga terpidana mati Bom Bali tersebut. Rasanya SyiFa seperti membaca sebuah novel sekaliber Da Vinci Code yang membuat SyiFa membayangkan cerita itu...terjadi tepat di depan mata SyiFa. Tahu apa isinya? Sebuah penghargaan bagi tiga orang terpidana mati tersebut atas sikap mereka yang kooperatif selama proses eksekusi. Menjelang eksekusi mati, ketiganya mandi, berwudhu, memakai gamis putih, celana hitam atau coklat, dan memakai minyak wangi. Tanpa diseret ataupun dipaksa...saat mereka dijemput...mereka langsung berjalan mengikuti anggota kepolisian yang menjemput mereka setelah sebelumnya sama-sama memekikkan takbir sebanyak lima kali (lucunya, saat salah seorang petugas berkata agar mereka tidak terlalu ramai, salah satu dari mereka berkata, "Kita ini hanya sedang mengusir setan kok, Mas"). Ketiganya meminta mata tidak ditutup dengan kain...jadi...mereka hanya menutup mata dan menunduk. Sebelum ditembak, masing-masing memekikkan takbir. SyiFa sampai pengin nangis bacanya. Itulah saat-saat yang paling mereka nantikan, bukan? Kembali pada Rabb mereka. Jika syahid adalah cita-cita mereka.

Animo yang luar biasa lebih tampak di kediaman Mukhlas dan Amrozi...banyak sekali orang yang menyambut mereka dengan pekikan takbir. Tak satupun menangis. Para simpatisan mengenakan headband (ikat kepala) bertuliskan "Keluarga Syuhada". SyiFa berpikir sambil tersenyum...teman SyiFa tadi pasti adalah satu di antara orang-orang tersebut :). SyiFa merasa takjub dengan ketabahan orang-orang yang ditinggalkan. Istri Amrozi bahkan masih bisa bercanda dengan mertuanya menjelang eksekusi. Tak ada tangis yang mengiringi pemakaman ketiga orang tersebut. SyiFa hanya berpikir...apa yang harus ditangisi...bila mereka percaya bahwa orang-orang yang mereka cintai tersebut mati syahid, mereka harusnya malah senang. Siapa yang tidak mau dengan kesyahidan?

Walaupun hingga sekarang...hanya Allahlah yang tahu apakah mereka benar-benar syahid atau tidak. SyiFa pun hanya bisa berdoa mereka mendapatkan yang terbaik dari Allah.

Kisah ini mengingatkan SyiFa pada seorang sahabat Rasulullah yang SyiFa kagumi, Abdullah bin Rawahah (SyiFa ingat sekali saat pertama kali mendengar nama beliau). SyiFa kagum pada beliau meskipun beliau sempat mengalami keraguan...menejelang perang. Yah...satu puisi yang SyiFa ingat betul...kira-kira begini bunyinya...

Wahai jiwaku...
Berperang atau tidak engkau pasti akan mati
Namun...
Mengapa kini aku melihatmu begitu membenci Surga?

Allahu akbar...subhanallah...indah sekali puisinya. Dan SyiFa bergetar saat mendengar puisi itu dibacakan. SyiFa merinding...mencoba merasakan apa yang beliau rasakan saat mengucap puisi itu.

Yah...kematian telah di depan mata...kau tahu itu. Kau tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau kau memimpin perang itu...pastilah kau mati karena Rasulullah terdiam setelah menyebutkan namamu. Apa yang akan kau lakukan? Lari? Lari dari apa? Lari dari kematian? Kematianlah yang akan menjemputmu. Kematian adalah seuatu yang tak dapat kau tolak. Kalau tidak sekarang...nanti juga kau pasti akan mati. Namun, kesempatan untuk mati syahid...mungkin tak datang dua kali. Kesempatan untuk mati terhormat di hadapan Allah...mungkin hanya kali ini. Jadi, akankah kau menyia-nyiakannya? Akankah kau biarkan dirimu mati terbaring di atas kasur nan empuk, bergelimang harta? Atau kau memilih menggunakan kesempatan ini? Free pass masuk surga di depan mata. Dan rugilah engkau jika tak memanfaatkannya. Apa yang hendak kau lakukan di dunia? Dunia ini fana belaka. Yang banyak adalah godaan.

Mungkin kira-kira itulah yang beliau pikirkan. Pernah nggak sih kita terbayang seperti itu? Kematian itu telah dekat dan kita tahu itu. Kita akan mati di sana...namun kemuliaan pun sedang menanti di sana. Tiket masuk surga dibagikan gratis di sana bagi orang-orang yang ikhlas. Itulah situasi yang paling menegangkan dalam hidup kita, mungkin. Di mana kita harus melepaskan semuanya...hanya demi Allah...demi kemuliaan Islam. Rindukah engkau saat-saat seperti itu? SyiFa membayangkan...mungkin itulah saat terindah bagi seorang mujahid yang lama merindukan syahid. Syahid yang sebenar-benarnya. Allah...

Terimalah jiwa-jiwa yang ikhlas itu...jiwa-jiwa yang senantiasa mengharap ridhaMu semata. Jiwa yang tak putus memikirkan kemuliaan Islam dan cara untuk menunjukkannya. Serta jiwa-jiwa yang terus berjuang demi kembalinya kemuliaan Islam...di tengah tekanan kaum kufur. Jiwa-jiwa yang meninggikan cintanya hanya untukMu. Allahu a'lam.

Wednesday, November 12, 2008

SeRiUs KuLiAh.....

Jadi ingat kemarin waktu bimbingan skripsi...dosen Syifa nanya
"Kegiatan di luar akademis....apa ajah?"
TRus sempat teringat ada teman yag ditegur oleh salah seorang dosen waktu kita lagi ngurusin Book Fair Mania III punya FORKIS
"Mbak, jangan lupa kuliahnya...."

Kadang malah ada yang bilang, "Mbak...kalo kuliah, yang serius..."

Lhah? Emangnya?
Begitulah...kadang orang hanya menilai dari hanya sekelumit fakta yang ia lihat saja.
Kemudian ia mengambil kesimpulan....
Hemm....emangnya kalo aktivis dakwah....kuliahnya selalu nggak serius, ya?
Emang apa sih ukuran serius en nggak serius? Apakah hanya karena masa studi yang begitu lama? Atau karena IP yang skot jump ndak karu-karuan?
Begitulah....
Serius kuliah...yah...harus serius...tapi...jangan kewajiban yang lain yang dikorbankan....
Kuliah adalah amanah...tapi dakwah juga wajib....
Dan insyaaLlah...dakwah nggak mengganggu kuliah...kuliah pun ndak mengganggu dakwah...jangan sampailah.....

Tips-Tips biar kuliah dan dakwah jadi makin seru:
1. Minimalisir segala kemubahan
2. Buat skala prioritas
3. Istirahat yang cukup
4. On TIME!!!
5. Disiplin

(Afwan kalo postingan agak kacau....efek tidur 3 pagi, kuliah jam 7, belom makan sejak kemarin pagi...begitulah...harap maklum...) :)

Tuesday, November 11, 2008

Saatnya Bertanggung Jawab

Sebenarnya kita ini berasal dari mana, sih?
Buat apa sih kita hidup di dunia ini?
Trus...setelah ini, kita mau ke mana?

Pasti suatu hari di saat kita lagi bengong mungkin...kita sempat menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut pada diri kita sendiri.
Sobat, kira-kira jawabannya apa, sih?

Pernah nggak sih kita berpikir bahwa suatu saat nanti ada hari di mana semua yang terjadi dalam kehidupan kita diputar kembali? Detik demi detik diperlihatkan...tapi...tak ada yang peduli dengan itu...semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Semua tertunduk malu....semua takut....
Hari di mana tak seorang pun mau dan mampu membela kita atas semua perbuatan yang kita lakukan....hari di mana tanggung jawab kita atas amanah kehidupan yang diberikan pada kita dituntut....
Pernahkah kita bayangkan itu?
Jarang, pastinya....
Kita sibuk...terlena dengan dunia...lupa kita....lupa akan tanggung jawab yang kian hari kian bertambah...lupa kita bahwa hidup ini adalah amanah....lupa kita bahwa suatu saat kita akan dituntut....lupa kita bahwa semua pilihan yang kita jalankan akan dipertanyakan.....Lupa.....ya....lupa....

Saat kita menyadari bahwa...inilah...inilah saatnya menumbuhkan tanggung jawab kita...menumbuhkan kesadaran kita....menumbuhkan semangat kita....bahwa....hidup ini tak hanya akan berakhir di sini....semua...ada konsekuensinya...

About Us

Open for public discussion about Syari'ah n Khilafah

Please contact us at




Facebook: Bright Thinker

Twitter: Sheefaulcolby